Selamat Datang

Saya Dicha kurniawan Mahasiswa Suka Travel

Liat Pekerjaan Saya Kontak Saya

Tentang Saya

Bercakap
Berpikir
Menerapkan
Siapa Saya ?

Dicha kurniawan

Profil Saya

hallo saya dicha anugraha kurniawan, panggil aja ikur. saya mahasiswa dari fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya.

Our Blog

Panah Kutu Babi (Santet Kutu Babi kalimantan)

Panah Kutu Babi (Santet Kutu Babi kalimantan)

Kejadian ini pernah menimpa salah satu keluarga jauh kami.

Santet/panah(panah yang berarti santet sebutan oleh kami kalimantan tengah tepatnya daerah kami pedalaman)

Panah itupun ada berbagai macam,bahkan semua benda atapun tanaman bisa menjadi perantara santet ini 
Tanaman itu antara lain:

 Landehong tusu

Kambang baluh

Kambang kastela

Bila terkena panah landehong tusu maka bagian tubuh yang ditumbuhi panah itu akan menjadi sangat mirip dengan Tanaman yang digunakan dalam pembuatan santet itu.

Biasanya mereka yang terkena santet/panah seperti itu akan sulit di sembuhkan apalagi jika batas waktu 
Nya sudah telat.

Bila terkena panah/santet Kambang baluh biasanya bagian tubuh yang akan ditumbuhi itu adalah Payu*a*a,pertama tama akan muncul seperti benjolan,kedua akan merekah seperti bunga/kambang baluh(labu ya ponakan2),saat merekah itu bagian payu*a*a yang terkena panah 
Akan pecah,dan membentuk seperti bunga labu(kambang baluh)sebelum akhirnya si korban akan meninggal.

Si korban tidak akan langsung mati,tapi akan merasakan penderitaan dan siksaan rasa sakit yang teramat sangat terlebih dulu. 
Om dulu pernah kena santet Landehong tusu(terong susu)
Masih ada bekas nya sampai sekarang dipahanya om,berlubang.tapi sudah ditutupi kulit dan daging tipis.
Di obati ayahku dulu sam Akar Panah(akar untuk menyembuhkan panah/santet itu) mencari akarnya pun gak mudah 
Harus tengah hari jum'at ngambilnya.

Dan malamnya diritualkan dulu.
Kalau memang terkena panah akar itu akan mengeluarkan air yg berwarna hitam setelah digesek gesekkan,(sebutan nya akar cuma gak dalam bentuk akar,lebih ke pohon bentuknya,mungkin akar itu nama kayunya) Tapi jika tidak mengeluarkan air berarti itu bukan panah tanaman,melainkan santet yang lain.
Kalau santet jenis panah tanaman ini obat/tawar nya pasti akar panah juga.

Oke,om rasa sudah cukup cerita tentang om.
Kita lanjut keceritanya.

-----
Namanya Wardi,masih ada ikatan 
Keluarga sama om.

Jadi si wardi ini sudah gak punya orang tua,ibunya meninggal karena penyakit TBC.

Sementara ayahnya sudah meninggal saat dia masih berusia 13 tahun. 
Kala itu umurnya sudah menginjak 25 tahun.dia tinggal tidak menetap dirumahnya,kadang2 ikut kami,kadang juga ikut keluarga yang lain.
Wardi ini orangnya memang agak kacau,siang tidur,malam mabuk2kan.
---
"WARDI.!
Babusau tarus beh sining malem,jida peda kah belum 
Kakate tarus nah.!(wardi.!
Setiap malam mabuk2an terus,apa tidak bosan hidup begitu.!)"bentak ayahku sambil membersihkan muntah wardi yang berserakan dibawah bangku kayu yang digunkannya untuk tidur 
"Peda yaku mahining uluh bakas jituh maranyau tarus hapander.(aku bosan mendengar orang tua satu ini ngomong ngelantur terus.)"sahut wardi seraya bangun dari rebahannya dan berjalan meninggalkan ayahku 
Ayahku menghela nafas panjang.

Hari itu ada amang kikit datang membawa istri barunya.

Seperti biasa kedatangan amang kikit adalah yang kami tunggu tunggu.
Selain orang nya tidak pelit,juga sangat ramah dan sering mengajak ku ke kebun buah. 
Disaat kami sedang duduk berkumpul diserambi rumah tiba tiba Wardi datang,wajahnya lesu.
Ditangan nya ada sebotol tuak,yang entah dari mana dia mendapatkan nya.

"Mang,Aku ingin berubah.!"ujar wardi seraya menumpahkan tuak yang dia bawa itu

"Syukur alhamdulilah kalau 
Kau ingin berubah di."jawab ayahku

"Aku ingin mencari kerjaan mang,aku ingin merantau.selama ini aku hanya bisa menyusahkan kalian saja."kata wardi lagi

Ayahku dan amang kikit saling pandang.

"Wardi,tidak ada yang menyusahkan kami.cuma yang amang minta,kau jauhi 
Minuman2 itu.Tidak usah merantau,disini pun kalau kau mau,kau pasti bisa berubah menjadi lebih baik lagi nak."ujar ayahku 
"Tidak mang,disini ada teman2 ku yang pasti akan terus menggodaku untuk ikut mereka kembali mang."jawab Wardi

"Memangnya kau mau kemana wardi.?"tanya ayahku

"Aku ingin ke palangkaraya mang,mungkin disan aku akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik."kata wardi 
"Jauh sekali.apa kamu sudah memikirkan keputusan mu itu wardi.?"tanya ayahku

"Sudah mang,kalau tidak ada halangan aku akan berangkat hari ini."ujar wardi

"Baiklah kalau memang itu yang terbaik untuk kamu,amang hanya bisa mendoakan semoga kau selamat,dan jangan lupa 
Dimana bumi dipijak,disitu langit dijunjung."ujar ayahku tersenyum

"Inggih mang,aku akan selalu ingat itu."kata wardi

Ayahku masuk kedalam rumah,dan keluar lagi sambil membawa kertas yang sudah dilipat2. 
"Ambilah ini Di,tidak banyak,namun insyaallah cukup untuk kamu makan dijalan."ujar ayahlu seraya menyerahkan kertas buku yang sudah diisi uang.

"Terima kasih mang."ujar wardi sebelum berpamitan. 
---
2 hari setelah kepergian wardi.

Tok tok tok..

Suara ketukan keras dipintu.

Ibuku yang tengah memasak didapur segera berjalan ke arah pintu.

"Mau cari siapa dik.?"tanya ibuku pada seorang gadis yang berdiri didepan pintu dengan wajah murung,matanya sembab seperti 
Terlalu lama menangis

"Dimana Wardi.?!"tanya gadis itu

"Wardi.?"gumam ibuku

"Ada apa ini ma.?"tanya ayahku yang baru saja pulang dari sungai

"Wardi dimana.??!"tanya gadis itu terisak

"Memangnya ada apa dengan wardi.?
Apa dia kecelakaan.?"ujar ayahku balik bertanya dengan raut wajah cemas 
"Saya hamil.anak ini anak wardi.!"jawab gadis itu 

Deg.

"Apa benar ma ?"tanya ayahku seraya menatap ibuku

"Bilang sama wardi,kalau dia tidak mau bertanggung jawab,saya akan buat dia menyesal.!"teriak gadis itu marah 
"Masalah nya sekarang,wardi sedang tidak ada disini.dia mencari kerja ke palangka."ujar ayahku

"Saya tidak mau tau,kalau dalam 1 minggu ini dia tidak kerumah saya.maka saya akan membuatnya menyesal seumur hidup.!"bentak gadis itu sebelum meninggalkan rumah kami. 
Ayahku tertegun mendengar ancaman gadis itu.

"Ya allah,Aku tidak menyangka wardi seperti itu ma."kata ayahku

"Sudahlah bah,lebih baik abah cari cara untuk berkomunikasi dengan wardi.uma takut kalau yang dia katakan tadi bukan hanya sekedar ancaman."ujar ibuku 
"Tapi kemana ma.?
Wardi kan tidak punya hp.dan kita juga tidak punya hp(ayahku menyebut hp itu 'HAPI'😄)"tanya ayahku

----
2 minggu kemudian.
Palangkaraya.
Wardi,sedang duduk diserambi rumah kosnya.
Pikiran nya berkecamuk.

"Woy di."

"Apa sab.?"tanya wardi

"Melamun terus di, 
Kenapa.?"Tanya temannya yang bernama Sabri itu seraya duduk sambil merokok

"Aku memikirkan amangku."jawab wardi singkat

"Memangnya ada apa dengan amang mu.?"tanya Sabri

"Aku yakin pasti si Nini(nama gadis) sudah kerumah,mencariku."ujar Wardi 
"Tidak usah dipikirkan di.kan sudah ku peringatkan,kalau nini itu gadis yang tidak baik."ujar Sabri 
Wardi menghela nafas panjang lalu beranjak dari duduknya.

Senja hari..
Wardi duduk diatas tempat tidurnya sambil terus melamun.

Saat itu Teman teman nya sedang tidak ada di kos'an. 
"Apa aku sudah kelewatan meninggalkan nini kabur.?"batin wardi

Pikiran nya kacau.

Malam harinya.
Wardi mengambil handuk lalu pergi mandi ke kamar mandi yang ada di belakang kos'an.

Setelah selesai mandi wardi meninggalkan celana dan bajunya didalam kamar mandi. 
"Mencucinya besok saja lah."batin wardi seraya menggantungkan baju dan celana nya di paku yang ada didalam kamar mandi.

----
Sekitar jam 12 malam Wardi terbangun dari tidurnya karena merasa ada sesuatu yang menggigitnya didalam celana. 
Wardi terus menggaruk.
Namun rasa gatal itu bukan nya berkurang setelah digaruk,malahan semakin bertambah gatal.

Rasa gatal yang teramat sangat di taluh kahawei(kema**an) nya itu membuat wardi kesal.

Dia kedapur dan mengambil kayu untuk menggaruk taluh kahawei. 
"Astaga.!
Kenapa ini gatal sekali.padahal sudah berdarah.!"gumam Wardi 
"Ada apa di.?"tanya sabri yang tidur di bawah wardi

"Ini sab,taluh kahawei ku gatal sekali.sudah ku garuk tapi tetap masih gatal."jawab Wardi seraya menunjukan kayu yang dia gunakan untuk menggaruk

"Astaga.kenapa bisa berdarah begitu di.?!"tanya sabri mengerutkan 
Keningnya.

"Coba kulihat di."ujar teman yang lain nya bernama Een

"Astagfirullah hal adzim."ujar Een kaget

Melihat raut wajah teman nya yang terlihat sangat kaget itu,wardi pun ikut melihat taluh kahawei.

"Aaaaaa.."teriak wardi tanoa sadar setelah melihat banyak kutu 
Berbentuk aneh di taluh kahawei (panah kutu babi biasanya cuma menyerang bulu yang ada di kema*an si korban dan lama kelamaan akan merusak kema*an ) 
"Apa itu.?!"tanya wardi yang seperti orang kesetanan.

"Mirip kutu."jawab Een

"Mungkin karena kamu tidak pernah membersihkan setiap bagian tubuhmu ini di."ujar Een menenangkan 
"Besok kau bersihkan saja dulu di,agar kutu kutu itu hilang."lanjut Een lagi

"Ini aneh en,Kalau pun aku kutuan harusnya yang dihinggapi kutu itu rambutku,bukan disini."ujar wardi ketakutan 
"Jangan jangan."gumam sabri

"Jangan jangan apa sab.??!"tanya Wardi

"Tidak,bukan apa apa."jawab sabri cepat sambil menggelengkan kepalanya

"Aku tidak tahan sabri,en.ini benar benar gatal sekali.!"ujar Wardi sambil terus menggaruk dengan kayu

"Lebih baik kau panggilkan 
Amang kaslan en,siapa tau ini bukan kutu sembarangan."suruh sabri pada Een

Namun saat Een hendak melangkah keluar rumah tiba tiba Een terjatuh dan pingsan.

Malam itu orang orang satu kos'an tersebut benar benar dibuat bingung dan tidak bisa tidur akibat teriakan2 Wardi 
Yang mengatakan gatal.

Kos'an yang biasanya sangat sepi malam itu mendadak ramai.

Karena orang2 sekitar kos'an pun ikut menyaksikan apa yang terjadi di sana. 
"Assalamualaikum."ucap seseorang seraya masuk kedalam rumah kos

"Waalaikumsalam,
Alhamdulilah mang kaslan datang."ujar sabri

"Ada apa ini.?"tanya mang kaslan

"Ini mang,kata wardi taluh kahawei gatal,setelah kami lihat tadi ternyata ada semacam kutu mang,entah kutu apa itu." 
Kata sabri menjelaskan

Setelah mendengar itu mang kaslan langsung melihat wardi,wajahnya meringis sementara tangannya terus menggaruk kedalam celana.

Mang kaslan mengambil sesuatu yang terjatuh di sprei,memperhatikan sesuatu yang bergerak itu ditelapak tangan nya. 
"Sungguh,ini memang sangat mirip kutu.tapi aku baru kali ini melihat kutu yang seperti ini."ujar mang kaslan 

"Lalu bagaimana dengan wardi mang.?
Apakah amang bisa menyembuhkan nya.?"tanya sabri

"Aku tidak pernah mengobati penyakit kutuan seperti ini sab,aku melihatnya saja 
Sudah merinding.kutunya aneh.
Mungkin kawan mu ini pernah berbuat sesuatu pada perempuan,sesuatu yang tidak dia pertanggung jawabkan sampai sekarang.!"ujar mang kaslan sebelum keluar rumah 
Sabri memikirkan apa yang dikatakan mang kaslan,dukun aliran putih itu.
-----
Seminggu telah berlalu,sudah hampir 20 orang sakti yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti santet ataupun guna guna.
Namun masih tidak ada yang mampu menghilangkan atau menyembuhkan 
Kutu yang ada ada wardi.

Tubuh wardi yang semula lumayan berisi,sekarang menjadi kurus kering.

Kema**an nya pun sudah dipenuhi koreng akibat kutu yang semakin hari bukan nya berkurang,malah semakin banyak. 
"Ini bukan kutu sembarangan,ini harus di bawa kepada orang yang tepat,orang yang benar benar mengerti akan panah seperti ini.kalau saya angkat tangan,
Dari awal saya mendalami ilmu dukun,baru kali ini saya melihat penyakit seperti diderita temanmu itu."kata dukun yang terakhir 
"Lalu saya harus bagaimana mang.?"tanya sabri

"Cari dan bawalah temanmu kepada seseorang yang benar benar paham tentang panah,mungkin bisa juga mencari dikampung asal kalian."jawab dukun itu sebelum pergi

"Tapi aku tidak ingin pulang sab."kata wardi setelah dukun itu pergi 
"Dari pada kau mati karena kutu2 itu lebih baik kau pulang,siapa tau amang abah sidah bisa menyembuhkan mh"ujar Sabri seraya membereskan pakaian wardi 
"Aku takut pulang.aku sudah banyak membuat masalah untuk keluarga amang ku."kata wardi 

"Jangan takut di.lagi pula setauku mang yansah itu sangat sayang padamu."ujar sabri

"Aku akan mengantarmu,dan menjelaskan semuanya pada mang yansah,kau tidak usah takut."lanjut sabri 
"Nah sekarang kau siap siap dulu,kita berangkat hari ini saja."ujar sabri lagi 
Wardi mengganti pakaian nya.dan disetiap celana yang habis dipakainya ada beberapa ekor kutu yang tertinggal.
Namun aneh nya kutu kutu itu tidak pernah menjangkiti teman2 sekamar kos dengan wardi.

"Astaga,koreng akibat gigitan kutu itu makin parah saja."ujar sabri 
Setelah Wardi melepaskan celana pendeknya tersebut.

Wajah wardi pucat,tangan nya gemetar.

"Aku tidak sanggup begini terus,Sabri.!"kata wardi terisak 
-----
Mereka berangkat.

Sepanjang perjalanan wardi menahan rasa gatal yang teramat sangat di dalam celananya.
Wajahnya memerah,duduknya pun gelisah.

"Aku sudah tidak tahan sab."bisik wardi

"Tahan,sebentar lagi kita sampai Di."

"Gatal sekali.!"

----- 
Malam harinya mereka berdua sampai di lanting jamban milik keluarga om.

Kebetulan saat itu Om dan ka sidah sedang mandi disungai sambil menyahar/menangkap ikan kecil2 dan juga udang sungai.

"Kenapa ka wardi.?"tanyaku penasaran melihat wardi yang dipapah keluar dari kelotok. 
Tak ada jawaban.mereka berdua malah langsung naik tanpa menyapa kami.

---
"Mang,mang."panggil Sabri saat didekat rumahku

"Ada apa ini.?"tanya ibuku yang langsung keluar dari rumah

"Amang Yansah ada cu(Ucu atau Tante).?"tanya sabri

"Dia sore tadi pergi memancing ke laung matei 
,mungkin nanti baru pulang."jawab ibuku seraya mengarahkan lampu pelita ketanah

"Ya allah,Wardi.?!
Kenapa wardi.??"tanya ibuku kaget

"Ayo bawa masuk dulu."ujar ibuku seraya membantu memapah wardi yang sudah tidak sadarkan diri tersebut. 
"Sidaaaaahhh.!!"teriak ibuku memanggil ka sidah

Kami berduapun bergegas naik kerumah tanpa menghiraukan ikan yang kami tangkap itu.

"Ada apa ma.?"tanya sidah

"Panggilkan alang.!"suruh ibuku dengan raut wajah tidak karuan 
Kami berlari menuju rumah alang.
Namun sekian lama mengetuk pintu,tidak ada sahutan dari dalam.

Kami pun kembali berlari pulang.

"Ka alang tidak ada dirumah ma."ujar sidah

"Ya allah.bagaimana ini.?!"ujar ibuku panik

"Kami berdua kan menyusul abah ma."ujar sidah 
"Ayoo.!"ujar sidah seraya menarik tanganku

"Aku takut kesana ka.kata abah kan jangan kesana sendirian.!"rengek ku

"Kita ini berdua.!
Lagian kalau kita tidak menyusul abah,kasian uma mengurus ka wardi.!"bentak sidah,aku pun diam dan mengikuti sidah dari belakang 
"Gelap ka.!"bisikku

"Diam.! Dulu kamu juga suka tempat gelapkan.?
Suka berduaan sama itu.!"ujar sidah yang enggan menyebut namanya

Aku semakin erat memegang tangan sidah.

"Ssstttt.!
Didepan ada ular.!"ujar sidah seraya menahan tubuhku

Sidah berjongkok sebentar 
Lalu menarik sesuatu.

"Oh,ternyata ular dupung."ujar sidah seraya meletakkan kembali ular itu ditanah
"Kenapa dilepaskan.?"tanyaku

"Memangnya kalau ditangkap mau dibikin apa.?"ujar sidah balik bertanya
Dari kejauhan kami melihat cahaya senter berjalan mendekat.

"Itu abah kan ka.?"tanyaku

"Sepertinya bukan."jawab sidah pelan

"Kalian ngapain disini.?"tanya seseorang dari arah belakang

"Abah.?"

"Iya,abah ingin pulang,dirumah ada si wardi kan.?"ujar ayahku seraya berjalan 
"Bah,tadi ada senter disitu."ujar sidah pelan seraya menunjuk kearah yang tadi,

"Sstt.jangan ditegur."ujar ayahku 
Setelah beberapa saat berjalan,kami pun sampai dirumah.

Setelah mengucapkan salam kami bertiga masuk kerumah.

Ibuku terlihat sangat sibuk membereskan tempat tidur wardi. 
"Mang,wardi mang."ujar sabri

"Kenapa.?"tanya ayahku seraya duduk didekat wardi yang masih tak sadarkan diri.

"Sidah ambilkan kemenyan."suruh ayahku

Ka sidah bergegas masuk kedalam kamar ayahku untuk mengambil kemenyan.

"Atak,kamu kedapur sana."

Aku pun segera pergi kedapur 
Menuruti perintah ayahku.

"Ini bah kemenyan nya."kata sidah seraya memberikan kemenyan pada ayahku

Kemudian ayahku membakar kemenyan itu.

Ka sidah segera menyusulku kedapur.

-- 
Didapur ka sidah memelukku erat.

"Ada apa sidah.?"tanya ibuku

"Abah akan memanggil macan putih ma."bisik sidah sambil terus memelukku

"Aku punya firasat buruk ma,kalau abah yang turun tangan menyembuhkan ka wardi."lanjut sidah 
"Memang nya kenapa ka.?"tanyaku pelan

"Ssttt."sidah sambil membekap mulutku.

Diluar.
ayahku memejamkan matanya,sementara ditangan nya masih ada kemenyan yang terbakar itu.
Tiba tiba.
Braaakkk !!
Suara pintu yang terbuka sendiri,cukup membuat sabri ketakutan. 
Sementara dalam penglihatan ayahku,Ada Ni wi di depan pintu,menatap ayahku dengan bibir tersenyum.

Melihat perubahan ayahku,sabri segera mencari alasan untuk menjauh.

"Maaf,mang. sa saya mau minta air."ucapnya tergagap

Ayahku mengangguk,lalu sabri berjalan kearah dapur 
Dan segera duduk didekat kami.

"Hawa nya kurang enak didalam."ujar sabri sambil tersenyum kecut 
"Iya,ada nenek tua sahabat ayahku didepan pintu."sahut sidah yang membuat sabri semakin merinding

--
"Wi,sebenarnya apa yang terjadi pada keponakanku ini.?"tanya ayahku pelan

"Panah kutu babi."ucap nenek tua berjubah putih tersebut pelan

"Kutu babi.?"tanya ayahku 
"Ya,nama panah nya adalah kutu babi.tapi sebenarnya kutu itu merupakan kumpulan kutu kutu binatang seperti kutu ular,kutu kucing,kutu babi,kutu burung bubut.kutu kutu itu diritualkan lalu menjadi satu dan membentuk kutu seperti ini"ujar ni wi menjelaskan 
"Lalu cara menyembuhkan nya bagaimana.?"tanya ayahku

"Aku belum pernah berurusan dengan yang begini.sangat jarang ada orang yang bisa menyembuhkan panah seperti ini."kata Ni wi

"Lalu aku harus apa wi.?
Tidak mungkin aku membiarkan keponakanku seperti ini sampai mati.!" 
Ujar ayahku

Ni wi terdiam sejenak.
Dia mengalihkan pandangan nya kearah wardi. 
"Ada satu yang bisa menyembuhkan nya."ujar Ni wi

"Siapa wi.?"tanya ayahku

"Cukup Jauh dari sini.nanti aku tanyakan pada datu juking murai."ujar Ni wi

"Yansah,Aku pergi menemui juking murai dulu,nanti aku akan kemari lagi."lanjut Ni wi seraya berjalan keluar rumah 
Setengah jam berlalu.

Ni wi datang kembali,

"Man***at,disana ada seorang dukun yang bisa menyembuhkan berbagai jenis panah."ujar Ni wi seraya duduk didekat ayahku

"Man***at.?
Jangan jangan Atak tunggal.?"tanya ayahku

"Kau tau jalan menuju kesana.?"tanya Ni wi 
"Tapi maaf yansah,aku tidak bisa menemanimu kesan,karena ada urusan yang harus kuselesaikan didunia ku."ujar Ni wi Pelan 
"Ya,wi aku tau jalan kesana.kau beritahu saja aku sudah senang wi.kalaupun kau tidak bisa ikut aku paham."jawab ayahku pelan

"Kata juking murai pakaikan ini dulu walaupun tidak bisa hilang setidak nya bisa untuk mendinginkan koreng2 itu."kata Ni wi Seraya memberikan 
Sesuatu berbungkus daun.

"Lumut.?"tanya ayahku setelah membuka bungkusan daun tersebut

Ni wi mengangguk.

"Yansah,kalau bisa kau harus secepatnya kesana karena panah ini sudah berada di tahap akhir yang bisa membunuhnya kapan saja."ujar Ni wi 
"Besok pagi2 sekali aku akan berangkat."kata ayahku

"Jangan besok yansah,karena yg mengirim penyakit itu ada di hilir desa ini."ujar Ni wi

"Dimana.?"tanya ayahku penasaran

"La***an."jawab ni wi singkat sebelum pamit pulang 
"Masih 3 jam dari sini wi."ujar ayahku

"Kau harus pergi sekarang.!
Kalau terlambat keponakanmu ini bisa mati.!"ujar Ni wi 

"Aku pulang dulu,Assalamualaikum."pamit Ni wi seraya mengucapkan salam sebelum melompat keluar pintu 
"Uma.uma.!"panggil ayahku

"Iya bah,ada apa.? Apa sudah selesai.?
Bagaimana wardi bah,apa sudah sembuh.?"tanya ibuku

"Abah tidak bisa menyembuhkan penyakit ini ma,kata sahabat abah,yang bisa menyembuhkan panah ini cuma satu,yaitu atak tunggal."jawab ayahku pelan 
"Lalu kapan abah kesana.?"tanya ibuku cemas

"Malam ini juga ma."jawab ayahku singkat

"Malam ini.?!"tanya ibuku melotot

"Ya allah,bah.apa tidak bisa besok saja.?"lanjut ibuku

Ayahku menggeleng,lalu kemudian menceritakan apa yang dikatakan ni wi tadi. 
Akhirnya ibuku mengangguk menyetujui kalau ayahku berangkat malam itu juga.

"Abah.abah harus hati2.dan harus
Minta temani dengan teman abah."ujar Sidah

"Insyaallah tidak akan ada apa apa.abah tidak ingin merepotkan teman2 abah dah."ujar ayahku 
Dengan perbekalan seadanya,ayahku yang ditemani sabri itu pun berangkat membawa wardi yang masih tak sadarkan diri tersebut.

"Semoga abah tidak kenapa2 ya ma."ucap sidah pelan

-----
Ayahku hanya menggunakan senter panjangnya

Untuk menyenter permukaan sungai agar cis/kelotok mini milik ayahku tidak menabrak kayu atau batu yang ada ditengah sungai saat musim kemarau. 
"Tempat dukun nya masih jauh ya mang.?"tanya Sabri

"Iya."jawab ayahku singkat 

Suara mesin cis memecah kesunyian malam disepanjang sungai yang mereka lewati.

Tak ada percakapan lagi di antara ayahku dan sabri,mereka berdua hanyut dalam pikiran masing2. 
2 jam berlalu.

Dan Suasananya masih sama.

Tiba tiba ayahku terbatuk.
Rasa sesak didada nya semakin lama tambah menyakitkan.
Tenggorokan ayahku terasa seperti dicekik.

Uhuk2.
Ayahku muntah,darah bercampur Gumpalan rambut.

Tiba tiba Braaakk.
Cis kecil milik ayahku" 
Menabrak kayu yang ada ditengah sungai.

"Allahuakbar."teriak Sabri 

"Sabri.tolong gantikan amang mengemudikan cis ini.!"ujar ayahku dengan suara parau 
""Amang, kenapa mang.?"tanya sabri cemas setelah melihat mulut ayahku yang berdarah,bekas muntah tadi

"Tidak tau,kepala amang tiba tiba pusing."jawab ayahku singkat sambil mencuci muka disungai

"Jangan jangan.." sabri enggan meneruskan perkataan nya.

"Ya,amang sepemikiran 
Denganmu."ucap ayahku pelan hampir tak terdengar 
"Tidak ada jalan lain,aku harus meminta bantuan datu juking murai."batin ayahku seraya

"Mang,apa kita berangkat sekarang saja.?"tanya sabri hendak menghidupkan mesin cis yang tadi mati.

Ayahku mengangkat tangan kirinya,memberi isyarat untuk diam pada sabri. 
Setelah melihat isyarat tangan ayahku,Sabri mengurungkan niatnya untuk menghidupkan kembali mesin cis itu dan memilih diam.

Tiba tiba sesuatu berwarna hitam muncul kepermukaan air,tepat berada di hadapan ayahku.

"Bu bu buaya.!"jerit sabri 

Buaya hitam itu menghempaskan 
Ekornya ke air didekat sabri.sesaat setelah melihat itu,sabri pingsan. 
Setelah sabri pingsan,buaya itu berubah menjadi seorang lelaki tua,kemudian lelaki tua tersebut naik kedalam cis ayahku.

"Yansah,Kau sudah terkena santet."ujarnya

"Aku muntah darah bercampur gumpalan rambut."kata ayahku pelan

"Ya."

Lelaki tua itu memukul punggung 
Ayahku pelan.

Setelah itu ayahku kembali muntah lagi.

"Tarik.!"perintah lelaki tua tersebut 
Ayahku mencoba mengeluarkan sesuatu dari mulutnya.

"Astagfirullah hal adzim."ucap ayahku pelan setelah tahu bahwa benda itu adalah tali bercampur rambut. 
"Bentengmu sudah bisa dibobol,yansah."ujar lelaki tua tersebut yang tak lain adalah datu juking murai

"Tentu dukun itu sangat sakti,sehingga mampu menerobos pelindungmu."lanjutnya lagi

"Lalu bagaimana.?"tanya ayahku

"Untuk saat ini sudah aman."jawab datu juking murai tersenyum 
"Supaya kita sampai tepat waktu,biar aku yang mengantar kalian kesana."lanjut lelaki tua itu sebelum terjun kedalam sungai 
Rasa sesak dan sakit yang ayahku rasakan tadi sudah hilang.
Ayahku duduk diam tanpa menghidupkan mesin cis,dan sesaat kemudian cis itu mulai melaju lagi bedanya kali ini sama sekali tidak menggunakan mesin melainkan Di dorong oleh datu juking murai. 
"Kita dimana sekarang mang.?"tanya Sabri yang sudah siuman

Sesaat kemudian sabri mulai celingukan.

"Mang,dimana buaya tadi mang.?
Apa itu memang benar2 buaya mang.?"tanya sabri gemetar

"Ya,dia ada dibawah cis."jawab ayahku singkat

"Astaga.!"ujar sabri seraya menutup mulutnya 
"Tidak usah takut,dia tidak akan menyakitimu."kata ayahku

--- 
2 hari kemudian akhirnya mereka sampai.
Sedikit lebih cepat ketimbang menggunakan mesin cis/ces.perjalanan yang seharusnya 3 hari berkat bantuan datu juking murai bisa ditempuh 2 hari.

Ayahku dibantu sabri mengangkat tubuh wardi yang masih tidak sadarkan diri itu. 
Sesampai nya didepan pintu,ayahku memanggil atak tunggal.

Dan dari dalam keluar seorang lelaki(di thread mahluk kiriman dukun sudah om jelaskan siapa atak tunggal)

"Tolong keponakan ku ini tak."ujar ayahku

"Bawa masuk.!"suruh atak tunggal seraya membukakan pintu 
Sesaat setelah mereka masuk Atak tunggal menutup pintu dari luar.

Diluar terdengar sayup2 percakapan bisik2 antara atak tunggal dan seseorang.

"Mang."u

"Sssttt.."potong ayahku cepat 
Sabri pun diam,tak berani melanjutkan ucapan nya.

Beberapa saat kemudian,atak tunggal masuk kedalam.

Membawa beberapa lembar daun,entah daun apa itu.

"Sudah berapa lama dia begini.?"tanya atak tunggal

Ayahku dan sabri saling berpandangan.

"2 hari lebih dia tak sadarkan diri 
."jawab ayahku

"Kalau kena kutu itu sudah lama mang."sahut sabri.

"Menurutmu bagaimana ini.? Siapa yang mengirim kan penyakit ini pada keponakanku.?"tanya Ayahku

"Perempuan,yang pernah di sakiti oleh pemuda ini."jawab atak tunggal

"Mau ku kembalikan atau dibuang saja.?"tanya 
Atak tunggal

"Kembalikan saja mang.!"ujar Sabri

"Kalau dikembalikan,janin yang ada didalam rahim perempuan itu akan ikut merasakan sakitnya."ujar atak tunggal 
Ayahku menarik nafas panjang,sebelum akhirnya berkata.

"Tidak usah dikembalikan.
Cukup dibuang saja.kasian anak nya.
Lagi pula ini bukan sepenuhnya kesalahan dia,seandainya keponakanku tidak kabur dan mau bertanggung jawab atas perbuatan nya.ini semua tidak akan terjadi." 
Ujar Ayahku

Atak tunggal tersenyum.

"Baiklah."ucapnya 
"Aku tidak akan mengirim ke perempuan itu.tapi akan ku kembalikan kepada dukun nya."lanjut atak tunggal

"Nanti malam aku akan memandikannya,kalian beristirahat lah.sementara aku akan kehutan mencari sesuatu untuk perlengkapan ritual penyembuhan nanti malam."kata atak tunggal 
Setelah berkata seperti itu Atak tunggal mengambil Mandaunya yang tergantung didinding dan lanjung kecil yang berada dibelakang pintu.

"Aku pergi dulu."pamitnya

Ayahku mengangguk,mengiyakan. 
"Syukurlah,dia pergi.
Aku takut melihat orang itu mang."ujar Sabri tersenyum

"Sssttt."tegur ayahku seraya berbaring di lantai. 
Sabri pun ikut berbaring didekat ayahku,sesaat kemudian mereka berdua tertidur.

Sarak saru/senja.
Ayahku dan sabri di bangunkan oleh Atak tunggal.

"Bangun.!"ujarnya seraya meletakkan lanjung didekat kaki nya

"Maaf,tak.
Kami ketiduran."kata ayahku 
"Lepaskan semua pakaian keponakanmu itu."perintah atak tunggal 

Ayahku dibantu sabri itu pun bergegas melepaskan pakaian wardi.

"Bawa dia turun ketanah.!"suruhnya lagi

"Apa tidak apa apa mang kalau wardi dibawa keluar dengan keadaan begini."bisik sabri

"Sssttt.." 
Mereka berdua mengangkat tubuh wardi ketanah diikuti oleh atak tunggal.

"Baringkan saja disitu."ujar atak tunggal menunjukk kearah bangku yang terbuat dari bambu itu.

Atak tunggal berjalan mendekati wardi yang masih tak sadarkan diri.

Ditangan nya dia mengikis sesuatu 
Seperti batu,dan serbuknya dimasukkan kedalam air.

Byuuurr..atak tunggal menyiramkan air itu ke wajah sampai kaki wardi,dan sesaat setelahny wardi pun terbangun.

"Aaaaa."teriak wardi ketakutan 
"Wardi sudah bangun mang."ujar sabri senang

Ayahku mengangguk.

"Duduk.!"ujar atak tunggal menyuruh wardi

Wardi melihat kearah ayahku dan sabri,lalu menuruti perintah atak tunggal.

"Yansah.!
Ambilkan kain hitam didalam kamarku.bawa kemari."ujar atak tunggal 
Ayahku bergegas lari masuk kedalam rumah mengambilkan kain hitam yang diminta oleh atak tunggal.

Hari mulai gelap.
Ritual penyembuhan pun dimulai. 
(Ritual penyembuhan nya tidak om tuliskan disini karena terlalu vulgar.)

Kutu kutu yang berjatuhan itu tiba tiba lenyap,hilang entah kemana.

Atak tunggal tersenyum.

"Pakai kain hitam ini lewat atas.tutup semua bagian tubuhmu."ujar atak tunggal

Setelah wardi memakai kain hitam 
Tersebut lalu atak tunggal memandikan nya.

"Setelah Manduy panghelat masih ada dua ritual lagi."ujar atak tunggal 

Setelah selesai mandi,seluruh tubuh warsi mulai dari kepala di taburi serbuk(gak tau apa itu) lalu wardi disuruh mengunyah sesuatu seperti daun 
Dan air liurnya di ludahkan ke koreng bekas kutu tersebut.

Saat ludahnya terkena koreng itu Rasanya sakit luar biasa.

"Sakiiit."jerit wardi 

"Tahan.!
Berani berbuat harus berani tanggung jawab,bukan nya kabur.kalau sudah begini, terlambat diobati fatal akibatnya.!"bentak atak 
Tunggal seraya menepuk punggung wardi dengan keras.

Perlahan lahan rasa sakit dikoreng nya itu mulai berkurang.

"Kasar sekali orang itu mang."bisik sabri 
"Huss.diam."

"Sudah selesai.kau sudah sembuh.!"ujar atak tunggal 

"Masuk kedalam rumah."lanjutnya lagi

Wardi mengikuti atak tunggal dari belakang.

Sesampainya didalam rumah atak tunggal memberikan sesuatu pada wardi.

"Lain kali,jangan lari dari tanggung jawab.!
Kalau sudah terjadi jangan disesali,apalagi sampai kabur.kalau sudah terkena,baru kau akan sadar."ujar atak tunggal seraya mengasap sesuatu didalam botol kecil 
"Perempuan itu tidak salah,dia hanya menginginkan tanggung jawabmu atas janin yang di kandungnya."lanjut atak tunggal

"Ya,yang dikatakan amang atak memang benar,nanti setelah pulang ini kau akan ku nikahkan dengan perempuan itu.!"kata ayahku 
"Tapi mang..

"Amang tidak ingin mendengar penolakan darimu.kau harus mau.!"ujar ayahku cepat 

"Iya,dan asal kau tau aku dan amang yansah hampir mati saat membawamu kemari di.!"bentak sabri

"Amang yansah muntah darah.
Dan aku sangat kaget hampir mati melihat buaya besar yang 
Menghempaskan ekornya didekatku.!"lanjut sabri

Wardi terdiam,menunduk dengan perasaan campur aduk.

"Baiklah,kalau memang itu yang terbaik menurut amang."jawab wardi 
Dan beberapa minggu setelah pulang dari rumah atak tunggal.

Pernikahan sederhana wardi dan gadis itupun dilaksanakan.

Sayangnya sahabat wardi,Si Sabri tidak bisa hadir kepernikahan sahabatnya itu karena alasan pekerjaan.

--------SELESAI-------

PROFIL SAYA

PROFIL SAYA


hallo
saya dicha anugraha kurniawan, panggil aja ikur. saya mahasiswa dari fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya.

Contact Us

Nomor Telfon

+62 859-6431-2119

Alamat

Wonosari Besar,Semampir,Surabaya

Email :

anugrahak13@gmail.com

Cari Blog Ini